Hotspot: Surga bagi Penjelajah Dunia Maya

Saat ini sejumlah tempat di Yogyakarta sudah menjadi area publik yang memiliki fasilitas hotspot. Keberadaan ”hotspot” ini mampu memunculkan semangat baru bagi para pengguna teknologi Internet, terutama para maniak petualang dunia maya. Mulai dari sekadar eforia ingin merasakan fasilitas baru ini, hingga memang benar-benar untuk kebutuhan pekerjaan.

Meningkatnya jumlah tempat-tempat umum di Yogyakarta yang menawarkan fasilitas hotspot, antara lain karena pertimbangan pemasaran. Dengan adanya fasilitas hotspot, berarti pelanggan mereka dapat dengan leluasa mengakses Internet, dan ini adalah nlai tambah bisnis mereka. Layanan yang ditawarkan oleh masing-masing hotspot pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di Executive Lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu Internet Service Provider (ISP) yang menawarkan fasilitas hotspot, dan ada juga yang menawarkan dengan model kartu pra-bayar.
Di Universitas Gadjah Mada (UGM), universitas terbesar dan tertua di Indonesia, beberapa areanya kini juga telah terpasang hotspot. Pemandangan mahasiswa yang sedang asyik masyuk dengan notebook-nya pun bertebaran di mana-mana. Di kelas, koridor, perpustakaan, halaman kampus, bahkan juga di kantin. Mulai dari sekadar membaca-baca berita terbaru, membuka-buka e-mail, surfing, chatting, hingga men-download data untuk tugas-tugas kuliah. Dengan fasilitas hotspot gratis ini, para mahasiswa bisa menggunakan Internet kapan saja dan di mana saja selama masih di area kampus. Aktivitas di dunia maya ini biasanya mereka lakukan untuk memanfaatkan waktu jeda setelah mengikuti kegiatan perkuliahan, atau sembari menunggu dosen, atau hanya sekadar untuk fun berkumpul bersama teman.

Apa sebenarnya "hotspot" itu?
Sebenarnya, banyak orang belum paham benar dengan istilah teknologi yang satu ini. Hotspot adalah suatu area di mana Internet dapat diakses tanpa kabel dengan perangkat berteknologi Wi-Fi (Wireless Fidelity). Hal ini dimungkinkan karena pada lokasi tersebut telah terpasang sebuah perangkat Wi-Fi Access Point. Perangkat tersebut memancarkan gelombang radio, yang akan ditangkap oleh laptop, handphone atau personal digital assistance (PDA) milik pengguna yang telah dilengkapi dengan teknologi Wi-fi. Dengan demikian, akses internet nirkabel (wireless) ini dapat dinikmati.
Wi-Fi adalah koneksi tanpa kabel dengan menggunakan teknologi gelombang radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan mudah. Salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat sekalipun. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses Internet, tetapi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “kebebasan”, di mana penggunanya dapat mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan cafe-cafe yang berlabel “Wi-Fi Hotspot”.

Keterbatasan Hotspot
Apakah tersedianya fasilitas hotspot sejauh ini berhasil mengakomodasi kebutuhan penggunanya, khususnya para penikmat Internet di Yogyakarta? Tentu saja jawabannya tergantung dari kepentingan si pengguna layanan itu sendiri. Hotspot dengan Wi-Fi-nya memang hanya salah satu pilihan teknologi untuk beraktivitas secara nirkabel. Manfaat yang paling bisa dirasakan dari hotspot barangkali saat ini baru kecepatannya. Misalnya, untuk men-download data berkapasitas besar bisa dilakukan dengan cukup cepat.
Sejauh ini, sebagian besar hotspot di Yogyakarta memang baru dapat diakses di area publik dalam ruang, seperti di cafe-cafe, mal-mal besar dan hotel-hotel besar saja. Hal ini dirasa para penggunanya belum begitu mendukung aspek mobilitas mereka. Belum lagi terkadang muncul masalah lain, semisal tidak mudahnya prosedur setting untuk mengaktifkan koneksi nirkabelnya, dan lain sebagainya.
Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa fenomena hotspot di area publik mungkin sejauh ini baru sekadar untuk mendukung gaya hidup sebagian orang. Apalagi, lokasi hotspot di area publik pun memang baru berada di sejumlah wilayah tertentu yang kental dengan suasana elitis bagi komunitas yang mengedepankan gaya hidup serba high-tech.
Terlepas dari beragam pendapat tersebut, pemerintah sebagai pihak penentu kebijakan publik, seyogyanya menyikapi fenomena mewabahnya hotspot ini secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi yang menjadi wadah operasional teknologi hotspot ini tidak bebas dari keterbatasan. Pengguna dalam suatu area baru bisa memanfaatkan sistem internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas. Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan hanya antar perangkat pengguna, tetapi juga dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya.

Menjelajah Hotspot di Yogyakarta
Di Yogyakarta, selain di UGM, beberapa tempat yang telah terlingkupi hotspot antara lain di kampus UPN, UII, Amikom, Akakom, dan beberapa kampus lain. Untuk area di luar kampus misalnya di Hotel Mataran, dekat Stasiun Tugu, Soda Lounge, Jln. Solo, It’s Coffee, di Timoho, Galeria, Kedai Kopi Espresso Bar dan Dixie Easy Dining di Gejayan, The Gate Cafe, di Jl. Mayjen Sutoyo, dan masih banyak lagi tempat lainnya.
Kini kita bisa berlama-lama di cafe-cafe ”hotspot” tersebut dengan hanya menyeruput secangkir cappucino panas atau segelas lemon tea, dan akan terasa lebih nikmat jika ditemani seperangkat notebook berteknologi Wi-Fi. Sayangnya, saat ini belum kita jumpai ada warung tenda di area hotspot UGM yang memasang spanduk bertuliskan "Jual Pecel Lele plus Gratis akses Internet 24 jam”.

(Dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat)

Tidak ada komentar: