Profesionalisme dengan Keimanan

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Isra' ayat 84 yang artinya, ”Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (keahlian dan profesinya) masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”
Bekerja sesuai dengan kecenderungan, keahlian, dan profesi yang ditekuni, bagi seorang Muslim merupakan suatu keniscayaan. Karena, hal ini akan menyebabkan hasil yang dicapai relatif lebih optimal. Apalagi jika disertai dengan ketekunan dan kesungguhan, maka dipastikan akan mengundang rahmat, pertolongan, dan cinta Allah SWT.

Tentang hal tersebut, sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya Allah SWT mencintai seseorang yang apabila mengerjakan suatu pekerjaan, dilakukannya dengan penuh kesungguhan (itqan).”
Sebaliknya, bekerja yang dilakukan tanpa didasari keahlian dan pengetahuan yang berkaitan dengannya, tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Bekerja tanpa keahlian dan pengetahuan juga dianggap sebagai suatu bentuk ketidakamanahan terhadap tugas dan tanggung jawab.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, ”Jika suatu amanah telah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancurannya.” Beliau ditanya, bagaimanakah bentuk menyia-nyiakan amanah itu? Beliau menjawab, ”Jika suatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.”
Dari ayat dan hadits-hadits tersebut di atas bisa dipahami pula bahwa profesionalitas yang sesungguhnya adalah jika disertai dengan keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT yang memiliki sifat rahman dan rahim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, bukan keahlian yang semata-mata mengandalkan pada keterampilan akal pikiran dan raga semata-mata. Perpaduan kedua hal ini (profesionalisme dengan keimanan) akan melahirkan hasil yang bukan saja bersifat maksimal sesuai dengan harapan dan cita-cita, akan tetapi juga bersifat abadi dunia dan akhirat.
Karena itu, setiap Muslim dituntut memiliki keahlian yang mumpuni dalam suatu bidang pekerjaan tertentu, disertai dengan keimanan dan keyakinan yang kuat, agar semuanya melahirkan amal shaleh yang pahalanya tidak akan pernah terputus, seperti digambarkan dalam QS At-Thin ayat 6, ”Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tidak terputus-putusnya.” Wallahu A'lam bi Ash-Shawab.

Ditulis oleh: KH Didin Hafidhuddin

Tidak ada komentar: